ULKUS KAKI DIABETES
- Apa definisi ulkus ?
- Apa definisi ulkus kaki diabetik ?
- Bagaimana fisiologis terjadinya ulkus kaki diabetik ?
- Bagaimana patofisiologis pada masalah kaki diabetik ?
1) iskemia yang disebabkan oleh makroangiopati dan mikroangiopati
2) neuropati : sensorik, motorik, dan otonom
3) sepsis : jaringan yang mengandung glukosa tersaturasi menunjang pertumbuhan bakteri.
- Apa gambaran klinis tentang patofisiologis kaki diabetik ?
§ gangguan sensorik
§ perubahan trofik kulit
§ ulkus plantar
§ atropati degeneratif (sendi Charcot)
§ pulsasi sering teraba
§ sepsis (bakteri/jamur)
gambaran iskemia
§ nyeri saat istirahat
§ ulkus yang nyeri disekitar daerah yang tertekan
§ riwayat klaudikasio intermiten
§ pulsasi tidak teraba
§ sepsis ( bakteri/jamur)
- Ada beberapa grade pada ulkus diabetikum ?
1). Grade 0 : tidak ada luka
2). Grade I : merasakan hanya sampai pada permukaan kulit
3). Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4). Grade III : terjadi abses
5). Grade IV : gangren pada kaki, bagian distal
6). Grade V : gangren pad seluruh kaki dan tungkak bawah distal.
- Apa definisi diabetes melitus ?
- Apa saja komplikasi yang ditimbulkan oleh diabetes melitus ?
a. Komplikasi akut
- Kronik hipoglikemia
- Ketoasidosis untuk DM tipe I
- Koma hiperosmolar nonketotik untuk DM Tipe II
- Makroangiopati mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, dan pembuluh darah otak
- Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik dan nefropati diabetik
- Neuropati diabetik
- Rentan infeksi seperti tuberkulosis paru dan infeksi saluran kemih
- Ulkus diabetikum
- Apa macam amputasi yang dapat dilakukan pada kaki diabetes ?
- Apa tujuan dilakukannya pengobatan dan perawatan ulkus / penatalaksanaannya?
§ Usahakan pengobatan dan perawatan ditujukan terhadap penyakit terhadap
penyakit kausal yang men-dasari yaitu DM.
§ Usaha yang ditujukan terhadap ulkusnya antara lain dengan antibiotika atau
kemoterapi. Pemberian luka dengan mengompreskan ulkus dengan larutan
klorida atau larutan antiseptik ringan. Misalnya rivanol dan larutan kalium
permanganat 1 : 500 mg dan penutupan ulkus dengan kassa steril.
Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang da -pat merata tekanan tubuh
terhadap kaki yang luka. Am-putasi mungkin diperlukan untuk kasus DM
- Jika penanganan kaki diabetik kurang intensif / kurang hati hati, maka akan menimbulkan ?
- Pencegahan (hal yang harus dilakukan)?
§ Cuci dan keringkan kaki secara hati-hati setiap hari
§ Periksa kaki setiap hari
§ Lakukan perawatan kuku kaki secara teratur
§ Gunakan bedak antijamur
- Pencegahan (hal yang tidak seharusnya dilakukan) ?
§ Berjalan tanpa alas kaki
§ Menggunakan sepatu yang terlalu sempit
§ Menggunakan botol berisi air panas
§ Menyepelekan setiap trauma pada kaki
- Terapi apa yang bisa dilakukan pada kasus kaki diabetik ?
§ Bersihkan semua sumber sepsis
§ Antibiotik intravena segera
Nadi (dapat tidak teraba)
§ Masalah aliran masuk arteri utama diobati secara konvensional sebagai POVD
Osteomielitis kronis (biasanya sekunder akibat ulkus)
§ Antibiotika
§ Amputasi
Ulkus pada titik tekanan
§ Kontrol sepsis
§ Bersihkan jaringan mati
§ Pertimbangkan amputasi lokal
?nfeksi paronikia
§ Drainase pus
§ Pertimbangkan eksisi kuku
§ Podiatri
Sendi yang mengalami kelainan
§ Sepatu/alas kaki yang pas
§ Alas kaki sengan bantalan
- Seperti apa gambaran klinis pada kasus kaki diabetik ?
Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu :
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan).
c. Paresthesia (parestesia dan kesemutan).
d. Pulselessness (denyut nadi hilang).
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine, yaitu 4 :
a. Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas(semutan atau geringgingan).
b. Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten.
c. Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat.
d. Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
- Apa saja klasifikasi kaki diabetik ?
Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam derajat menurut Wagner, yaitu ;
Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, Wagner. Derajat
Lesi
0 Kulit utuh; ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati
1 Tukak superfisial
2 Tukak lebih dalam
3 Tukak dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan atau osteomielitis
4 Gangren jari
5 Gangren kaki
Klasifikasi lesi kaki diabetik juga dapat didasarkan pada dalamnya luka dan luasnya daerah iskemik yang dimodifikasi oleh Brodsky dari klasifikasi kaki diabetik menurut Wagner.
Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, modifikasi Brodsky. Kedalaman luka Definisi
0 Kaki berisiko, tanpa ulserasi
1 Ulserasi superfisial, tanpa infeksi
2 Ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon
3 Ulserasi yang luas/abses
- Jenis luka dilihat dari Luas daerah Iskemia, antara lain :
B Iskemia tanpa gangren
C Partial gangrene
D Complete foot gangrenen
- Apa kaidah pencegahan yang bisa dilakukan ?
a. Setiap infeksi meskipun kecil merupakan masalah penting sehingga menuntut perhatian penuh.
b. Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering setiap kali mandi.
c. Kaki harus diinspeksi setiap hari termasuk telapaknya, dapat dengan menggunakan cermin.
d. Kaki harus dilindungi dari kedinginan.
e. Kaki harus dilindungi dari kepanasan,batu atau pasir panas dan api.
f. Sepatu harus cukup lebar dan pas.
g. Dianjurkan memakai kaus kaki setiap saat.
h. Kaus kaki harus cocok dan dikenakan secara teliti tanpa lipatan.
i. Alas kaki tanpa pegangan, pita atau tali antara jari.
j. Kuku dipotong secara lurus.
k. Berhenti merokok.
- Apa prognosis yang bisa kita pahami pada masalah kaki diabetik ?
Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua usia penderita diabetes melitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki dan tungkainya, lamanya menderita diabetes melitus, adanya infeksi yang berat, derajat kualitas sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedis
- Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, yaitu :
a) Tingkat 0.
b) Tingkat I. Memerlukan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang infeksius, perawatan lokal luka dan pengurangan beban.
c) Tingkat II.
Memerlukan debridemen, antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur,perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang lebih berarti.
d) Tingkat III.
Memerlukan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, imobilisasi yang lebih ketat, dan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur.
e) Tingkat IV. Pada tahap ini biasanya memerlukan tindakan amputasi sebagian atau amputasi seluruh kaki.
Referensi :
· Umami, Vidhia, Dr. 2007. At a Glance Ilmu Bedah , Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
· Persatuan ahli penyakit dalam indonesia. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ketiga. Jakarta : Gaya Baru.
· Kamus Saku Kedokteran Dorland, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,1998. Hal 309.
· Noer, Prof.dr.H.M. Sjaifoellah. 2004. Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 571-705.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar