my prince

my prince
4910

Selasa, 09 November 2010

teapi DM

• VILDAGLIPTIN 50 mg: Terapi Baru Diabetes Melitus Tipe 2
11-11-2008

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (tingginya kadar glukosa dalam darah). Diabetes melitus dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ tubuh seperti: mata, syaraf, ginjal, dan juga berkontribusi untuk berkembangnya proses penyakit aterosklerosis yang akan berefek pada gangguan jantung, otak dan organ lain dalam tubuh. Prevalensi diabetes melitus di seluruh dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Di tahun 2003, prevalensi di daerah urban sebesar 14.7% (8.2 juta jiwa), sedangkan di daerah rural 7.2% (5.5 juta jiwa) dibandingkan dengan total populasi di atas usia 20 tahun. Jadi total prevalensi sebesar 13.8 juta jiwa.

World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. (Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus 2006). Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2002, Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar untuk prevalensi diabetes melitus. Untuk itu, diperlukan penanganan yang tepat bagi penderita diabetes melitus tipe 2.


Di Indonesia, penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 mengacu kepada:

1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani Intervensi farmakologis.


Saat ini ada 4 macam Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yaitu:

1. Pemicu sekresi insulin/insulin secretagogue: Sulfonylurea, dan Glinid Penambah sensitifitas insulin: Metformin, Tiazolidindion
2. Penghambat glukoneogenesis: Metformin
3. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat Glukosidase alfa


“Pada bulan Oktober 2008 ini, PT Dexa Medica memasarkan Obat Hipoglikemik Oral yang baru yaitu: VILDAGLIPTIN ke seluruh Indonesia. VILDAGLIPTIN diproduksi oleh PT Novartis Indonesia," menurut Dorothy Maria Dharma, Head of Marketing & Sales Sinergi PT Dexa Medica, saat Media Edukasi Penatalaksanaan Diabetes – VILDAGLIPTIN: Terapi Baru Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2, yang diselenggarakan PT Dexa Medica pada Kamis 16 Oktober 2008, di Jakarta.

Ada alasan yang kuat, mengapa diperlukan obat golongan baru untuk Diabetes Melitus Tipe 2. Terdapat dua proses patofisiologi primer yang berperan dalam perkembangan diabetes tipe 2, yaitu:

1. Berkurangnya respon jaringan tubuh terhadap insulin.
2. Menurunnya fungsi pulau pankreas secara berkelanjutan, dimana hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya pola sekresi insulin dan glucagon”.1,



Walaupun tersedia sejumlah pengobatan diabetes tipe 2, namun efikasinya berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit diabetes tipe 2. Sehingga dibutuhkan obat yang lebih efektif dan dapat menjawab unmet need dari obat-obat yang ada sekarang.

Pada individu sehat, hormon kunci untuk mengontrol glukosa darah adalah glukagon dan insulin, dimana dihasilkan pada sel a dan sel b, serta bekerja dengan cara counter-regulatory manner. 1,4,5 Insulin bekerja untuk meningkatkan pengambilan glukosa sellular, dan dengan begitu, terjadi penurunan kadar glukosa dalam plasma. Sementara itu, glukagon bekerja meningkatkan kadar glukosa plasma dengan cara meningkatkan produksi glukosa hati (hepatic glucose production–HGP) dan glukoneogenesis.5 Meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma akan memberikan sinyal untuk sekresi insulin dan supresi sekresi glukagon, sehingga terbentuk keseimbangan homeostasis glukosa normal.5

Setelah makan, sekresi insulin akan meningkat agar terjadi pengambilan glukosa postprandial pada hati dan jaringan perifer. Glukagon bekerja secara berlawanan yaitu sekresi glukagon menjadi berkurang. Pada saat kadar glukosa rendah dalam plasma, sekresi glukagon akan meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dengan menstimulasi pemecahan glikogen yang tersimpan dalam hati menjadi glukosa dan meningkatkan hepatic gluconeogenesis. Glukagon berfungsi untuk regulatory counterpart insulin dalam menjaga homeostasis glukosa normal.

VILDAGLIPTIN

VILDAGLIPTIN memperlihatkan kemampuan memperbaiki fungsi sel b. Kerusakan progresif pada fungsi sel b pankreas yang terjadi pada T2DM (Type 2 Diabetes Mellitus) yang diikuti dengan hilangnya massa sel b, lebih besar dikarenakan apoptosis yang meningkat.

VILDAGLIPTIN adalah Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor (DPP-4 Inh) yang poten, selektif dan reversibel. Melalui mekanisme aksi ini, VILDAGLIPTIN memperpanjang waktu kerja GLP-1 sehingga terjadi peningkatan insulin dan sekaligus menekan sekresi glukagon sehingga terjadi kontrol glukosa darah yang diinginkan.

VILDAGLIPTIN memperbaiki sensitivitas sel a dan b terhadap glukosa, karena meningkatnya glucose-dependent insulin secretion dan menurunkan sekresi glukagon.

Melalui mekanismenya, VILDAGLIPTIN juga menghasilkan efek farmakologik dan klinik sbb:

1. Menghemat fungsi sel beta pankreas
2. Memperbaiki fungsi sel beta yang sudah rusak
3. Merupakan satu-satunya jenis OAD yang juga bekerja terhadap sel alfa
4. Minimal interaksi obat
5. Efektif terhadap obat pengobatan diabetes yang sudah gagal dengan terapi lain


Referensi

1. Müller WA, Faloona GR, Aguilar-Parada E, Unger RH. 2. Ahrén B, Pacini G. Islet adaptation to insulin resistance: mechanisms and implications for intervention. Diabetes Obes Metab 2005; 7: 2-8.
3. Weyer C, Bogardus C, Mott DM, Pratley RE. The natural history of insulin secretory dysfunction and insulin resistance in the pathogenesis of type 2 diabetes mellitus. J Clin Invest 1999; 104: 787-794.
4. Aronoff SL, Berkowitz K, Shreiner B, Want L. Glucose metabolism and regulation: beyond insulin and glucagon. Diabetes Spectr 2004; 17: 183-190.
5. Hormones of the pancreatic islets in: Berne RM, Levy MN, Koeppen BM, Stanton BA, ed. Physiology. 5th edition. CV Mosby, 1998: 822-847.

teapi DM

• VILDAGLIPTIN 50 mg: Terapi Baru Diabetes Melitus Tipe 2
11-11-2008

Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (tingginya kadar glukosa dalam darah). Diabetes melitus dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ tubuh seperti: mata, syaraf, ginjal, dan juga berkontribusi untuk berkembangnya proses penyakit aterosklerosis yang akan berefek pada gangguan jantung, otak dan organ lain dalam tubuh. Prevalensi diabetes melitus di seluruh dunia mengalami peningkatan yang cukup besar. Di tahun 2003, prevalensi di daerah urban sebesar 14.7% (8.2 juta jiwa), sedangkan di daerah rural 7.2% (5.5 juta jiwa) dibandingkan dengan total populasi di atas usia 20 tahun. Jadi total prevalensi sebesar 13.8 juta jiwa.

World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan pasien diabetes di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. (Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus 2006). Berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2002, Indonesia merupakan negara ke-4 terbesar untuk prevalensi diabetes melitus. Untuk itu, diperlukan penanganan yang tepat bagi penderita diabetes melitus tipe 2.


Di Indonesia, penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 mengacu kepada:

1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani Intervensi farmakologis.


Saat ini ada 4 macam Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yaitu:

1. Pemicu sekresi insulin/insulin secretagogue: Sulfonylurea, dan Glinid Penambah sensitifitas insulin: Metformin, Tiazolidindion
2. Penghambat glukoneogenesis: Metformin
3. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat Glukosidase alfa


“Pada bulan Oktober 2008 ini, PT Dexa Medica memasarkan Obat Hipoglikemik Oral yang baru yaitu: VILDAGLIPTIN ke seluruh Indonesia. VILDAGLIPTIN diproduksi oleh PT Novartis Indonesia," menurut Dorothy Maria Dharma, Head of Marketing & Sales Sinergi PT Dexa Medica, saat Media Edukasi Penatalaksanaan Diabetes – VILDAGLIPTIN: Terapi Baru Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2, yang diselenggarakan PT Dexa Medica pada Kamis 16 Oktober 2008, di Jakarta.

Ada alasan yang kuat, mengapa diperlukan obat golongan baru untuk Diabetes Melitus Tipe 2. Terdapat dua proses patofisiologi primer yang berperan dalam perkembangan diabetes tipe 2, yaitu:

1. Berkurangnya respon jaringan tubuh terhadap insulin.
2. Menurunnya fungsi pulau pankreas secara berkelanjutan, dimana hal ini disebabkan oleh tidak seimbangnya pola sekresi insulin dan glucagon”.1,



Walaupun tersedia sejumlah pengobatan diabetes tipe 2, namun efikasinya berkurang sejalan dengan berkembangnya penyakit diabetes tipe 2. Sehingga dibutuhkan obat yang lebih efektif dan dapat menjawab unmet need dari obat-obat yang ada sekarang.

Pada individu sehat, hormon kunci untuk mengontrol glukosa darah adalah glukagon dan insulin, dimana dihasilkan pada sel a dan sel b, serta bekerja dengan cara counter-regulatory manner. 1,4,5 Insulin bekerja untuk meningkatkan pengambilan glukosa sellular, dan dengan begitu, terjadi penurunan kadar glukosa dalam plasma. Sementara itu, glukagon bekerja meningkatkan kadar glukosa plasma dengan cara meningkatkan produksi glukosa hati (hepatic glucose production–HGP) dan glukoneogenesis.5 Meningkatnya konsentrasi glukosa dalam plasma akan memberikan sinyal untuk sekresi insulin dan supresi sekresi glukagon, sehingga terbentuk keseimbangan homeostasis glukosa normal.5

Setelah makan, sekresi insulin akan meningkat agar terjadi pengambilan glukosa postprandial pada hati dan jaringan perifer. Glukagon bekerja secara berlawanan yaitu sekresi glukagon menjadi berkurang. Pada saat kadar glukosa rendah dalam plasma, sekresi glukagon akan meningkatkan konsentrasi glukosa plasma dengan menstimulasi pemecahan glikogen yang tersimpan dalam hati menjadi glukosa dan meningkatkan hepatic gluconeogenesis. Glukagon berfungsi untuk regulatory counterpart insulin dalam menjaga homeostasis glukosa normal.

VILDAGLIPTIN

VILDAGLIPTIN memperlihatkan kemampuan memperbaiki fungsi sel b. Kerusakan progresif pada fungsi sel b pankreas yang terjadi pada T2DM (Type 2 Diabetes Mellitus) yang diikuti dengan hilangnya massa sel b, lebih besar dikarenakan apoptosis yang meningkat.

VILDAGLIPTIN adalah Dipeptidyl peptidase-4 Inhibitor (DPP-4 Inh) yang poten, selektif dan reversibel. Melalui mekanisme aksi ini, VILDAGLIPTIN memperpanjang waktu kerja GLP-1 sehingga terjadi peningkatan insulin dan sekaligus menekan sekresi glukagon sehingga terjadi kontrol glukosa darah yang diinginkan.

VILDAGLIPTIN memperbaiki sensitivitas sel a dan b terhadap glukosa, karena meningkatnya glucose-dependent insulin secretion dan menurunkan sekresi glukagon.

Melalui mekanismenya, VILDAGLIPTIN juga menghasilkan efek farmakologik dan klinik sbb:

1. Menghemat fungsi sel beta pankreas
2. Memperbaiki fungsi sel beta yang sudah rusak
3. Merupakan satu-satunya jenis OAD yang juga bekerja terhadap sel alfa
4. Minimal interaksi obat
5. Efektif terhadap obat pengobatan diabetes yang sudah gagal dengan terapi lain


Referensi

1. Müller WA, Faloona GR, Aguilar-Parada E, Unger RH. 2. Ahrén B, Pacini G. Islet adaptation to insulin resistance: mechanisms and implications for intervention. Diabetes Obes Metab 2005; 7: 2-8.
3. Weyer C, Bogardus C, Mott DM, Pratley RE. The natural history of insulin secretory dysfunction and insulin resistance in the pathogenesis of type 2 diabetes mellitus. J Clin Invest 1999; 104: 787-794.
4. Aronoff SL, Berkowitz K, Shreiner B, Want L. Glucose metabolism and regulation: beyond insulin and glucagon. Diabetes Spectr 2004; 17: 183-190.
5. Hormones of the pancreatic islets in: Berne RM, Levy MN, Koeppen BM, Stanton BA, ed. Physiology. 5th edition. CV Mosby, 1998: 822-847.

Apa dan Bagaimana Tanda Diabetes Mellitus

Nama lengkap diabetes adalah diabetes mellitus yang berarti "gula madu". Istilah "diabetes melitus" berasal dari Bahasa Yunani yang jika diterjemahkan berarti "mengalirkan melalui pipa dengan tekanan atmosfer" dan dari Bahasa Latin yang dapat diterjemahkan menjadi "semanis madu".

Dulu, salah satu tes untuk diabetes ialah dengan menuangkan air seni sang pasien ke dekat sarang semut. Jika serangga itu mengerumuni air seni, hal ini menunjukkan adanya gula. Itu sebabnya diabetes sering disebut sebagai penyakit kencing manis.
diabetes
Apa itu Diabetes?

Setiap makanan yang kita santap akan diubah menjadi energi oleh tubuh. Dalam lambung dan usus, makanan diuraikan menjadi beberapa elemen dasarnya, termasuk salah satu jenis gula, yaitu glukosa. Jika terdapat gula, maka pankreas menghasilkan insulin, yang membantu mengalirkan gula ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian, gula tersebut dapat diserap dengan baik dalam tubuh dan dibakar untuk menghasilkan energi.

Indonesia menempati peringkat empat negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia

Ketika seseorang menderita diabetes maka pankreas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energi. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik.

Insulin adalah hormon yang dihasilkan pankreas, sebuah organ di samping lambung. Hormon ini melekatkan dirinya pada reseptor-reseptor yang ada pada dinding sel. Insulin bertugas untuk membuka reseptor pada dinding sel agar glukosa memasuki sel. Lalu sel-sel tersebut mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas. Dengan kata lain, insulin membantu menyalurkan gula ke dalam sel agar diubah menjadi energi. Jika jumlah insulin tidak cukup, maka terjadi penimbunan gula dalam darah sehingga menyebabkan diabetes.

Penyebab penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis diabetes yang diderita. Ada 2 jenis diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ pankreas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 karena masalah jumlah insulin yang kurang bukan karena pankreas tidak bisa berfungsi baik.
Diabetes Tipe 1

Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan pankreas untuk membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.

Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun. Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
Penyebab Diabetes Tipe 1

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin. Karena kekurangan insulin menyebabkan glukosa tetap ada di dalam aliran darah dan tidak dapat digunakan sebagai energi. Beberapa penyebab pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin pada penderita diabetes tipe 1, antara lain karena:

* Faktor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan berisiko terkena diabetes.
* Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam hal ini, yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
* Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar kemungkinan seseorang menderita diabetes.

Perawatan Diabetes Tipe 1

Karena pankreas kesulitan menghasilkan insulin, maka insulin harus ditambahkan setiap hari. Umumnya dengan cara suntikan insulin. Apakah bisa dengan perawatan secara oral? Tidak bisa, karena insulin dapat hancur dalam lambung bila dimasukkan lewat mulut.

Cara lain adalah dengan memperbaiki fungsi kerja pankreas. Jika pankreas bisa kembali berfungsi dengan normal, maka pankreas bisa memenuhi kebutuhan insulin yang dibutuhkan tubuh.
Diabetes Tipe 2

Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe 1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat cukup insulin untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.

Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95% penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.
Penyebab Diabetes Tipe 2

Penyebab diabetes tipe 2 karena insulin yang dihasilkan oleh pankreas tidak mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Beberapa penyebab utama diabetes tipe 2 dapat diringkaskan sebagai berikut:

* Faktor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang mengalaminya.
* Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat. Banyaknya gerai makanan cepat saji (fast food) yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat.
* Kadar kolesterol yang tinggi.
* Jarang berolahraga.
* Obesitas atau kelebihan berat badan.

Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh kekurangan insulin.
Perawatan Diabetes Tipe 2

Perawatan diabetes tipe 2 adalah dengan memaksa fungsi kerja pankreas sehingga dapat menghasilkan insulin lebih banyak. Jika pankreas bisa menghasilkan insulin yang dibutuhkan tubuh, maka kadar gula dalam darah akan menurun karena dapat diubah menjadi energi. Dalam banyak kasus, dapat diobati dengan minum pil, paling tidak pada awalnya, untuk merangsang pankreas agar menghasilkan lebih banyak insulin. Pil itu sendiri bukan insulin.

Namun pankreas bisa lelah menghasilkan insulin jika terus menerus dipaksa. Cara terbaik untuk mengatasi diabetes tipe 2 adalah dengan diet yang baik untuk mengurangi berat badan dan kadar gula, disertai dengan gerak badan yang sesuai.
Gejala Diabetes

Karena kekurangan insulin dan memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah, maka beberapa gejala yang umum bagi penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Apabila Anda mengalami beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara umum, beberapa gejala yang terjadi antara lain:

* Sering buang air kecil
* Sering merasa sangat haus
* Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi sinyal lapar
* Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan berat badan. Hal ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula ke dalam sel-selnya, tubuh membakar lemak dan proteinnya sendiri untuk mendapatkan energi.
* Sering kesemutan pada kaki atau tangan.
* Mengalami masalah pada kulit seperti gatal atau borok.
* Jika mengalami luka, butuh waktu lama untuk dapat sembuh.
* Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena penderita diabetes tipe 1 sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak.
* Mudah merasa lelah.

Apakah Anda Terkena Diabetes?

Meski gejala-gejala tadi bisa menunjukkan seseorang menderita diabetes, namun cara terbaik untuk memastikan apakah Anda mengidap diabetes atau tidak adalah dengan melakukan pengecekan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes? Berikut ini beberapa alternatif yang bisa Anda lakukan baik secara pribadi atau tes di klinik.

Kadar Gula Normal

Kadar gula setelah puasa:
Normal: di bawah 100 mg/dl
Pradiabetes: 100 - 126 mg/dl
Diabetes: di atas 126 mg/dl

Kadar gula 2 jam setelah makan:
Normal: di bawah 140 mg/dl
Pradiabetes: 140 - 200 mg/dl
Diabetes: di atas 200 mg/dl
Tes darah

Biasa dilakukan di laboratorium, yang dites adalah darah saat puasa dan postprandial. Sebelum melakukan tes, Anda harus berpuasa selama 12 jam. Kadar gula yang normal selama berpuasa adalah di bawah 100 mg/dl. Setelah itu, pengambilan darah akan dilakukan kembali 2 jam setelah makan, bila hasilnya diatas 140 mg/dl dapat berarti Anda menderita diabetes.
Tes Urine

Urine atau air kencing diperiksa kadar albumin, gula dan mikroalbuminurea untuk mengetahu apakah seseorang menderita penyakit ini atau tidak. Tes ini juga dilakukan di laboratorium atau klinik.
Glukometer

Tes ini dapat dilakukan sendiri di rumah bila memiliki alatnya. Caranya adalah dengan menusukkan jarum pada jari untuk mengambil sampel darah. Kemudian sampel darah diletakkan ke dalam celah yang tersedia pada mesin glukometer. Hasilnya tidak terlalu akurat, tetapi dapat digunakan untuk memantau gula bagi penderita agar apabila ada indikasi gula tinggi dapat segera melakukan pengecekan di laboratorium dan menghubungi dokter. Alat glukometer terkini sudah dirancang begitu mudah digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat mengambil sampel darah.
Bahaya Diabetes

Berikut ini beberapa bahaya serius yang diakibatkan diabetes.
· Komplikasi Jangka Panjang

Diabetes dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti serangan jantung, stroke, kebutaan akibat glukoma, penyakit ginjal, dan luka yang tidak dapat sembuh hingga infeksi sehingga harus diamputasi. Bahkan taraf yang paling mengerikan adalah kematian. Komplikasi-komplikasi ini disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah, kerusakan saraf, dan ketidaksanggupan tubuh melawan infeksi. Namun, tidak semua penderita diabetes mengalami masalah-masalah jangka panjang ini.
· Hipoglikemia

Walaupun tidak baik bila kadar gula tinggi, tetapi seorang penderita diabetes mellitus atau kencing manis ini dapat pula secara tiba-tiba mengalami gula darah yang sangat rendah di bawah ambang normal yang disebut hipoglikemia. Ini juga sangat berbahaya karena dapat membuat penderitanya gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, atau bingung atau detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan di sekitar mulut dan bibir. Bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sering kali, menu makanan yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah timbulnya problem-problem itu. Mengkonsumsi glukosa, misalnya sari buah atau tablet glukosa, dapat menaikkan kembali kadar gula darah ke tingkat yang lebih aman hingga makanan lain dapat dikonsumsi.
· Ketoasidosis

Jika glukosa tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, maka lemak dan protein dalam tubuh dimanfaatkan oleh tubuh untuk dijadikan energi. Namun saat tubuh membakar lemak, terbentuklah sisa pembakaran yang disebut keton. Keton menumpuk dalam darah dan mengalir ke dalam air seni. Karena keton ini lebih asam daripada jaringan tubuh yang sehat, kadar keton yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan terjadinya kondisi serius yang disebut ketoasidosis. Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Cegah dan Kendalikan Diabetes

Mengingat bahaya dan komplikasi yang dapat disebabkan penyakit diabetes, maka menghindari atau mengendalikan kadar gula yang tinggi adalah cara terbaik. Bagaimana caranya?

* Menurunkan berat badan. Lemak dalam tubuh dapat menyerap insulin.
* Hindari makanan berlemak, diawetkan atau goreng-gorengan. Sebaliknya, pilih makanan yang berserat tinggi dan glukosa kompleks.
* Kurangi makanan manis atau yang berkalori tinggi yang mengandung banyak glukosa.
* Minum banyak air.
* Berolahraga secara teratur.
* Hindari stres.
* Hindari alkohol atau softdrink.
* Hindari merokok. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena kebiasaan mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan mempersempit pembuluh darah. Sebuah referensi menyatakan bahwa 95 persen amputasi yang berkaitan dengan diabetes dilakukan pada para perokok.
* Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar gula.
* Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur perlu diberikan melalui terapi insulin.

Obat penyembuh diabetes memang tidak ada, tetapi dengan mengendalikan gula dalam darah, seseorang dapat terhindar dari bahaya penyakit ini. Mengubah pola makan dan gaya hidup menjadi lebih baik dan lebih sehat harus dijalankan. Orang-orang yang menduga bahwa dirinya menderita diabetes hendaknya memeriksakan diri ke dokter yang telah berpengalaman dalam pencegahan dan penanganan penyakit diabetes.

Diabetes Militus di kenal sebagai penyakit ganguan metabolisme maupun kelainan vascular.dengan keluhan yang sangat bervariasi dan dapat timbul secara perlahan -lahan sehingga penderita tidak meyadari akan adanya perubahan ,seperti

* Banyak Minum
* Banyak buang air kecil
* banyak makan
* Berat badan menurun
* mudah lelah
* kesemutan ,rasa baal
* kelainan pada kulit ,gatal,bisul ,luka
* gangguan penglihatan
* infeksi saluran kemih

Gangguan metabolisme ini juga menganggu sintem hormonal dan sintem kekebalan tubuh yang merupakan 3 komponen keseimbangan tubuh yang sulit di pisahkan .dalam tubuh manusia 2/3 yang terdiri atas cairan ,yaitu di dalam /sekitar sel-sel tubuh ,pembuluh darah pembuluh limfe dan otak. Banyak sekali proses – proses tubuh yang terjadi melalui cairan tubuh ini .,di antaranya penantaran rangsan saraf .,pengakutan hormon-hormon atau zat – zat /zat azam arang .Proses-proses ini dalam rangak memprtahankan haemostasis / kesimbangan cairan tubuh tetap dalam keadaan Optimum.

FAKTOR RESIKO DIABETES MIELITUS

1. Faktor keturunan
2. indeksi
3. pola makan salah
4. kegemukan
5. hipertensi
6. kadar kolesterol abnormal
7. proses penuaan
8. Stres



PENYEBAB
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin.
(Sumber : IT Website diambil dari : kumpulan info tentang Diabetes)
< Prev Next >
Apr 28, 2010 Last Updated: May 31, 2010

Get Adobe Flash player

OHO

Glibenclamide

image
Digunakan untuk mereka yang menderita diabetes mellitus yang tidak tergantung dengan insulin
Kontra indikasi
·  Diabetes melitus pada anak-anak dan remaja, dekompensasi metabolik serius yang disertai dengan asidosis, terutama pada prekoma & koma.
·  Kerusakan ginjal yang serius terutama jika diakibatkan oleh lesi glomerular.
·  Insufisiensi adrenokortikal, pada keadaan stress yang tidak lazim.  
PERHATIAN
Wanita hamil dan meyusui, serta anak-anak
Interaksi obat :
- Efektifitas bisa dipertinggi oleh Sulfonamida, Fenilbutazon, Salisilat, Kloramfenikol, derivat Koumarin, Etionamida, Tetrasiklin, Siklofosfamida, obat-obat penghambat mono amin oksidase, β-bloker, Bezafibrat, Klofibrat, Fenfluramin, Probenesid.
- Efektifitas bisa dikurangi oleh terapi jangka panjang dengan kortikosteroid dan diuretika Tiazid, Adrenalin, obat-obat kontrasepsi oral, derivat Fenotiazin, hormon tiroid, Asam Nikotinat, dan penyalah gunaan atau penggunaan salah laksatif.  
Efek samping
·  Gangguan pencernaan (jarang).
·  Reaksi pada kulit karena alergi, reaksi hipoglikemik.
·  Reaksi hematopetik.  
Keamanan pada wanita hamil
Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek samping pada janin.

glibenclamide

Glibenclamide

image
Digunakan untuk mereka yang menderita diabetes mellitus yang tidak tergantung dengan insulin
Kontra indikasi
·  Diabetes melitus pada anak-anak dan remaja, dekompensasi metabolik serius yang disertai dengan asidosis, terutama pada prekoma & koma.
·  Kerusakan ginjal yang serius terutama jika diakibatkan oleh lesi glomerular.
·  Insufisiensi adrenokortikal, pada keadaan stress yang tidak lazim.  
PERHATIAN
Wanita hamil dan meyusui, serta anak-anak
Interaksi obat :
- Efektifitas bisa dipertinggi oleh Sulfonamida, Fenilbutazon, Salisilat, Kloramfenikol, derivat Koumarin, Etionamida, Tetrasiklin, Siklofosfamida, obat-obat penghambat mono amin oksidase, β-bloker, Bezafibrat, Klofibrat, Fenfluramin, Probenesid.
- Efektifitas bisa dikurangi oleh terapi jangka panjang dengan kortikosteroid dan diuretika Tiazid, Adrenalin, obat-obat kontrasepsi oral, derivat Fenotiazin, hormon tiroid, Asam Nikotinat, dan penyalah gunaan atau penggunaan salah laksatif.  
Efek samping
·  Gangguan pencernaan (jarang).
·  Reaksi pada kulit karena alergi, reaksi hipoglikemik.
·  Reaksi hematopetik.  
Keamanan pada wanita hamil
Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan efek samping pada janin.